Alkisah, di ujung timur Pulau Jawa ada sebuah kerajaan. Wilayah kerajaan ini amat luas. Orang-orang menyebutkan dengan nama Kerajaan Sukadana. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja muda, Prabu silahadikrama namanya. Di kerajaan ada perdana menteri yang cerdik, bijak, dan tampan. Perdana menteri ini bernama Sidapaksa. Ia terkenal sebagai pembantu setia Prabu Silahadikrama.
Perdana Menteri Sidapaksa mempunyai istri cantik, bernama Dewi Sri Tanjung. Dewi Sri Tanjung bukan keturunan bangsawan. Ia hanya anak petani dari desa. Banyak orang istana yang membenci Dewi Sri Tanjung.
“Banyak gadis di istana yang cantik. Mengapa Perdana Menteri Sidapaksa memilih perempuan desa itu?” kata beberapa orang.
“Baiklah, akan kuperdaya anak desa itu. Prabu Silahadikrama akan kubujuk. Prabu agar menugaskannya ke tempat yang jauh,” kata mereka.
Raja Silahadikrama termakan oleh bujukan orang-orang jahat. Perdana Menteri Sidapaksa dikirim ke tanah seberang. Ditinggal suami yang sedang melaksanakan tugas, Dewi Sri Tanjung sendirian di rumah. Pada saat itu, muncul berbagai fitnah. Fitnah itu mengancam kebahagiaan Dewi Sri Tanjung.
Sidapaksa pulang dari tanah seberang. Ia mendengar Dewi Sri Tanjung telah berbuat tercela. Kabar tersebut memang kabar bohang, tapi membuat Sidapaksa marah. Dewi Sri Tanjung dianiaya di tepi sungai,J. Akan tetepi, ketika sang Dewi akan dibunuh ia berkata “Apabila aku sudah mati lemparkan jenazahku ke sungai ini. Dari sungai ini akan tercium sesuatu bau. Jika aku berdusta, akan tercium bau busuk. Akan tetepi, jika kabar itu fitnah, akan tercium bau yang wangi.”
Setelah Dewi Sri Tanjung wafat, mayatnya dilemparkan ke sungai. Sungai itupun lalu berbau wangi. Hingga sekarang tempat itu dinamakan Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar